§ Asal muasal terjadinya
semburan lumpur lapindo
Tragedi lumpur lapindo dimulai
pada tanggal 28 mei 2006. Awalnya, lumpur lapindo itu menyembur di sebuah sawah
dekat tempat pengeboran gas yang dimiliki oleh PT lapindo brantas.
Lumpurpanas
tersebut pada bulan november 2006 telah menutupi sekitar 250 hektar
tanah, termasuk 7 desa, sawah, perkebunan tebu, dan saluran irigasi, serta
mengganggu jalur transportasi. Perkiraan volume semburan lumpur antara ± 5000 sampai 120.000 meter kubik
perhari. (enprints.undip.ac.id)
Lapindo
berpendapat kalu bencana itu di sebabkan oleh gempa bumi yang terjadi 280 kilometer dari
tempat itu dari sebelumnya, tetapi geolog lainnya berpendapat pengeboran itulah
yang menyebabkan semburan lumpur.
Peristiwa
itu menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal
persawahan, pemukiman penduduk, dan kawasan industri. Dari kejadian tersebut,
maka muncullah berbagai macam dugaan seperti lubanggalian belum sempat disumbat
dengan cairan beton sebagai sampul, hal itu diakui bahwa semburan gas lapindo
disebabkan pecahnya formasi sumur pengeboran sesuai dengan desain awalnya,
lapindo harus sudah memasang casing pelindung pada kedalaman – kedalaman
tertentu.
Ketika
lapindo mengebor lapisan bumidari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki,
mereka belum memasang casing setebal 9 – 5/8 inci. Akhirnya, sumur menembus
satu zona bertekanan tinggi yang menyebabkan kick, yaitu masuknya fluida
formasi tersebut kedalaman sumur, sesuai denganprosedur standar operasi
pengeboran pn dihentikan, perangkap
blow out preventer ( BOP) akan
segera ditutup dan segera di pompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke
dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Namun dari informasi di lapangan BOR
telah pecah sebelum terjadi semburan lumpur, jika hal itu terjadi maka telah
terjadi kesalahan teknis dalam pengeboran yang berarti pula telah terjadi
kesalahan pada prosedur operasional standar. ( www.slideshare.ac.id)
§ Penyebab terjadinya semburan
lumpur lapindo
Ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut :
1. Aspek
Teknis
Lapindo bersembuni di balik gempa tektonik yogyakartapada
hari yang sama. Hal ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa semburan lumpur
adalah gempa yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen. Namun hal ini telah
dibantah oleh para ahli bahwa gempa di yogyakarta yang terjadi itu karena
pergeseran sesar yang tidak berhubungan dengan surabaya.
2. Aspek
Ekonomis
Lapindo tidak memasang casing sehingga pada saat terjadi
underground blow out, lumpur yang ada di perut bumi menyembur keluar tanpa
kendali
3. Aspek
Politis
Politis inilah yang sangat penting dalam kasus lumpur
panas ini karena, pemerintah indonesia telah lama menganut sistem ekonomi
neoliberal dalam berbagai
kebijakannya alhasil. Seluruh potensi tambang migas dan sumber alam dijual
kepada swasta / individu.
§ Dampak semburan lumpur
lapindo
Saemburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi
masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian, dijawa timur lumpur
hingga setinggi 6 meter
menggenangi rumah warga...
1. Total
warga yang di evakuasi lebih dari 8.200 jiwa
2. Rumah/tempat
tinggal yang rusak sebanyak 1.683 rumah
3. Areal
pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha
4. Lebih
dari 15 pabrikyang tergenang menghentikan aktivitas produksi dan perumahan
levih dari 1.873 orang
5. Tidak
berfungsinya sarana pendidikan
6. Terhambatnya
ruas jalan tol malang – surabaya yang berskibat pula terhadap aktivitas
produksi di kawasan ngoro dan pasuruan yang selama ini merupakan salah satu
kawasan industri utama di jawa timur
7. Rusaknya
sarana dan prasarana infrastruktur
§ Lokasi yang terendam lumpur
Lokasi semburan lumpur ini berada di dekat porong,
yakni kecamatan di bagian selatan kabupaten di sorong, sekitar 12km sebelah
selatan kota sidoarjo. Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur
banjar panji (BJB-1) yang merupakan sumur eksplorasi gas milik lapindo berantas,
sebagai operator blok brantas.
Bulan agustus 2006 luapan
lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa / kelurahan di kecamatan porong,
jabon, dan tanggulangin, dengan total warga yang evakuasi sebanyak lebih dari
8.200 jiwa dan 25.000 jiwa, tetap bertahan karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur serta 77 unit rumah
ibadah terendam lumpur.
Solusi dari lumpur lapindo tersebut dengan cara
meneruskan penanganan lumpur di lokasi semburan dengan membangun waduk tambahan
agar daya tampungnya lebih besar.Untk melakukan itu semuanya memerlukan waktu,
sedangkan semburan lumpur tersebut semakin
semakin besar.
Sebagian lumpur lapindo bisa dijadikan objek untuk
mendapatkan keuntungan karena lumpur lapindo bisa di jadikan sebagai bahan
untuk pembuatan batu bata, genteng, ataupun gerabah..